Negara Khayalan



Nagara ini sudah tidak layak untuk orang miskin, butuh uang banyak untuk bertahan hidup di sini. Bagaimana tidak ayahku mati didepan sekretariat rumah sakit karena tidak punya uang. Ibuku juga meninggal karena menyembunyikan penyakitnya gara gara dia tau kalo aku tidak sanggup membiayai berobatnya dan adikku putus sekolah, karena tak ada biyaya. 

Aku dipecat di sebuah pabrik karena aku selalu telat ketika istirahat untuk menjalankan kewajiban. Iya benar aku dipecat gara gara mengantri untuk sholat.

Aku masih ingat betul bagaimana bunyi UUD 1945 yang dulu waktu SMP aku hafalkan bunyi "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan" mana yang harus dihapuskan? Orang miskinkah? Memang benar kemerdekaan adalah hak, tapi kenyataannya bukan untuk kami! Bayangkan didepan sekretariat bapakku mati tanpa pertolongan karena uangnya tidak cukup. Apa itu yang mau dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Bapakku juga manusia, apa itu yang namanya adil? Adikku tidak bisa sekolah gara gara tidak ada uang, apakah adil harus menggunakan uang??

Iya itu masa laluku, aku berhasil keluar dari keterpurukan itu. Sekarang aku menikah dengan seorang dokter cantik, aku juga tidak paham kenapa dia mau denganku. Setelah kami menikah, kami berencana membangun sekolah alam yang diperuntukkan untuk kaum miskin dan anak jalanan. Istriku juga membuka klinik kesehatan untuk mereka, itu semua untuk menebus masa laluku. Tatapi bukan balas dendam, ini aku dan istriku lakukan dengan hati  yang tulus biarlah aku saja yang pernah merasakan.

Banyak perusahaan besar tertarik dengan ide kami dan menyumbang berbagai kebutuhan pembelajaran. Ya kalo aku dan istriku sendiri mana cukup uang kami.

Sore itu ada buku buku baru datang yang dikirim dari salah satu perusahaan. Salma, namanya dia adalah anak kecil yang cerdas. Mulai awal di bangun sekolah alam ini, Salma menjadi murid pertama di sekolah. Sangat senang sekali aku melihat anak anak bahagia dengan kedatangan bukunya, tanpa aku sadari salma menghampiriku. "Kak, kita buat negara yuk kak. Kitakan sudah memiliki wilayah, warga negarapun kita punya lah kakak jadi Presidennya. Kita sudah memenuhi syarat pembuatan negara loh kak" dengan polosnya dia berkata seperti itu. Aku mulai memancing salma dengan berbagai pertanyaan "lah terus nama negaranya apa dong Salma?, Lah kenapa salma ingin membuat negara?" Dengan sangat senang Salma mulai melanjutkan penjelasannya "gini loh kak aku ingin semua temen temen aku yang ada di desa desa lain bisa sekolah dengan gratis dan mereka juga bisa berobat tanpa harus takut memikirkan biyayanya. Kalo nama negaranya aku belum tau kak hehehe, oh iya kak apakah negara kita memikirkan seperti itu atau tidak ya kak?"

Aku kaget bagaimana mungkin anak sekecil Salma bisa berpikiran seperti itu. Belum sempat aku menjawab Salma dipanggil temannya untuk bermain. Tanpa berpikir panjang Salma langsung berlari menghampiri teman temannya. Aku merenung sediri dalam hatiku aku berkata "iya Salma itu adalah negara hayalanmu, semoga terwujud". 

Posting Komentar

0 Komentar