Kaleidoskop yang mungkin takan terulang untuk kesekian kalinya, banyak hal yang harus diingat dan perlu diperbaiki. Dan semuanya mengalir begitu saja tanpa henti, sesekali aku merasa tersendak dan merengek kebingungan. Aku ini bagaimana dan harus seperti apa Tuhan?
Baru kemarin sore, aku ingat telah membaca sebuah gambar yang bertuliskan
"Setiap masalah ada masanya dan setiap masa ada masalahnya"
fikirku ucap para pepatah, yang mungkin menurutku juga hidupnya terpatahkan oleh ungkapannya sendiri. Pepatah hanya bisa mematahkan beberapa kata lalu dirangkai ulang untuk dipetik dan diabadikan oleh penulis lain. Sedangkan aku sebagai pembaca hanya bisa mengafirmasi patahan kata tersebut sampai detik ini juga.
Dalam hal ini aku bahkan kita, sebagai manusia seutuhnya tak perlu memaksakan semua hal agar bisa terlaksana bahkan terselesaikan. Namun,
setidaknya kita dituntut sejak kecil agar bisa bertanggungjawab dan tak mengulang hal buruk yang telah dilalui.
Bahkan terkadang kita harus merasa paling hebat diantara orang lain. Sebab, tak selamanya orang lain bisa sehebat dan sekuat kita. Entah dalam menyelesaikan masalah atau sedang dalam masalah.
Memang hidup tak cukup hanya untuk dinikmati dan diceritakan dalam bentuk keindahan yang diterima dalam perjalanan semata. Terkadang kelokan tajam yang ada juga harus dihadapi dan diterima walaupun pahit rasanya. Pada saat semua hal telah terlaksana, entah yang sudah terjadwal ataupun diluar kendali kita sebagai manusia. Itu semua adalah isyarat kehidupan yang mutlak harus kita lalui dan hadapi sendiri.
Kata maaf selalu terucap kepada diri sendiri maupun orang lain, seiring kesalahan demi kesalahan terulang. Sudah selayaknya itu menjadi perkara yang patut diakui dan tak diulangi untuk kesekian kalinya. Kalaupun memang terulang mungkin itu hanyalah sebagian hal bodoh yang memang terbenam.
Secarik cuitan ini mungkin tak cukup untuk menjabarkan serumit apa perjalanan hidup selama ini. Toh kalian sebagai pembaca juga mempunyai kisah yang tak mungkin bisa disampaikan pada khalayak umum.
Aku hanya ingin mengajak kalian untuk merenung sejenak, entah dalam kondisi hati yang sukar atau dalam kebahagiaan. Bagaimanapun juga dunia akan tetap riuh, tanpa atau adanya kita ini.
0 Komentar